MENGAWASI ANAK DALAM MELAKSANAKAN SHALAT TEPAT WAKTU
Shalat adalah media terbesar untuk menghubungkan seorang hamba dengan Tuhannya. Shalat juga menjadi wasilah (perantara) yang sangat penting untuk membentuk tameng agama bagi seorang anak. Seorang Muslim yang bermalas-malasan dalam melakukan shalat, maka dia juga akan melaksanakan seluruh perintah agama lainnya dengan bermalas-malasan. Misalnya saja ibadah puasa Ramadhan tidak dilaksanakan dengan baik. Seseorang yang bermalas-malasan dalam melakukan shalat maka akan dikelilingi oleh berbagai hal yang dapat membuatnya mengingkari kewajiban agama dari berbagai penjuru. Karena itu, Allah SWT. berfirman,
Sesungguhnya, shalat itu dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar (Al-'ankabut : 45)
Jadi, musibah terbesar yang mungkin dapat menimpa seorang Muslim adalah meninggalkan shalat. Karena itulah, Allah SWT. tidak pernah memerintahkan suatu perintah dan menguatkannya dengan begitu tegas perintah-Nya untuk melakukan shalat. Allah SWT. juga tidak memberikan peringatan kepada seseorang yang meninggalkan sesuatu, seperti Allah SWT. memberikan peringatan kepada orang yang meninggalkan shalat.
Shalat menjadi penolong bagi orang tua untuk mendidik anak-anaknya. Shalat dapat mebiasakan anak gemar berbuat kebaikan dan memperkukuh benteng agama mereka. Hal ini berdasarkan firman Allah SWT.,
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu (Al-Baqarah :45)
Abu Hurairah r.a. pernah mengatakan, bahwa ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW, dan berkata, "Sesungguhnya, si Fulan pada waktu malam hari melakukan shalat, tetapi ketika waktu pagi tiba, dia mencuri." Rasulullah SAW. pun bersabda, "Dia akan dicegah oleh apa yang kamu katakan" (HR. Ahmad).
Dari sini kita dapat tahu, bahwa tidak ada yang dapat mencegah perbuatan mencuri yang dilakukan oleh sahabt kecuali hanya shalat. Jadi, Mahabenar Allah SWT. yang berfirman,
Sesungguhnya, shalat itu dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar (Al-'ankabut : 45)
Shalat dapat menyinari hati yang paling dalam dari diri seorang anak kecil sehingga dengan begitu akhlak nurani yang terpendam dalam jiwanya akan berkembang. Karena itulah, hal terpenting yang harus dilakukan oleh keluarga adalah menganjurkan anak mereka semenjak usia tujuh tahun untuk melaksanakan shalat dengan teratur, disertai pengawasan dari orang tua.
Jika sang anak tidak dibiasakan melaksanakan shalat sejak usia tujuh tahun oleh orang tua, maka ketika menginjak usia sepuluh tahun dia tidak boleh dihukum dengan hukuman pukul secara langsung (kecuali setelah melalui latihan yang berangsur-angsur). sehingga dia mulai terbiasa melakukan shalat. Hal ini dilakukan sebagai ganti dari waktu persiapan dan latihan yang telah ditentukan oleh Rasulullh SAW. selama tiga tahun yaitu saat mulai tujuh tahun sampai usia sepuluh tahun. Orang tua juga harus memberitahukan kepada sang anak hadits-hadits Rasulullah SAW yang menjelaskan tentang pahala shalat berjama'ah di masjid dan pahala melangkah menuku ke masjid.
Orang tua juga bertanggung jawab mengingatkan sang anak untuk melakukan shalat ketika waktunya sudah tiba. Orang tua dapat menanyakan kepadanya tentang siapa saja orang-orang yang tidak melaksanakan shalat ketika sang anak kembali dari masjid disertai penghargaan kepadanya dan mendorongnya untuk bersaing dengan anak-anak lainnya. Para sahabat juga berusaha sekuat mungkin melakukan hal tersebut sehingga anak-anak mereka menjadi terbiasa melakukan shalat.
Adapun tingkah laku yang paling mengagumkan dalam hal ini dilakukan oleh Abu Qurshafah. Ketika itu, anaknya telah fitahan oleh tntara Romawi. Ketika setiap datang waktu shalat, Abu Qurshafah naik ke atas tembok Benteng Asqalan dan memanggil-manggil, "Wahai Fulan, lakukanlah Shalat!" Mendengar seruan ayahnya itu, anaknya pun segera bergegas melaksanakan shalat, padahal dia sedang berada di Negeri Romawi.
Lihatlah! betapa para sahabat sangat perhatian terhadap kebaikan anak-anak mereka. Sejauh mana mungkin, tanggung jawab orang tua di zaman sekarang?
Selain itu, hal yang lebih utama lagi adalah peran seorang imam masjid untuk mendorong anak-anak agar mau hadir di masjid. Tentunya, untuk melaksanakan shalat dan menganjurkan mereka supaya tetap menjaga aktivitas tersebut.
Orang tua harus menganjurkan kepada anak-anak mereka untuk dapat melakukan shalat dengan khusyuk, dapat menghadirkan hatinya, dan tidak banyak bergerak ketika melakukan shalat. Dia harus mengingat hadits Rasulullah SAW. yang berbunyi,
Seorang laki-laki melakukan shalat, dan dia tidak dapat memperoleh apapun melainkan hanya setengah dari shalatnya itu. Sampai ada yang mengatakan hanya sepersepuluhnya.
Akan tetapi, dalam melakukan hal ini, hendaknya dilakukan secara berangsur-angsur dan tanpa paksaan atau intimidasi. Orang tua juga harus menyebutkan hadits Rasulullah SAW kepada sahabat Anas bin Malik r.a.,
Wahai Anas, berhati-hatilah. janganlah kamu menoleh dalam shalat, karena menoleh dalam shalat itu berarti kerusakan (shalatnya batal).
Sumber : Buku Menuntun Buah Hati Menuju Surga
Harrah's Ak-Chin Casino Resort - Mapyro
ReplyDeleteSearch for Harrah's Ak-Chin Casino Resort 창원 출장안마 in San Francisco, California. Find reviews, 의정부 출장마사지 hours, directions, phone numbers and more for 안동 출장샵 Harrah's Ak-Chin 광양 출장안마 Casino Resort 시흥 출장샵 in