-->

Si Tuman dan Si Eman : Dinas Perhubungan

DINAS PERHUBUNGAN

(Logo Dishub Jawa Tengah)

Alkisah, di suatu RT entah berantah hiduplah dua orang teman sejoli yang tak bisa dipisahkan, bukan karena satu rumah, maupun karena kembar siam. Dua orang tersebut bernama Tuman dan Eman. Ada kisah menarik dalam pemberian nama dua orang yang terlahir ke dunia tersebut. Pertama, Tuman atau yang lebih dikenal dengan Si Tuman mendapatkan namanya itu setelah dia menjilati jari-jemarinya yang mungil semasa balita sehingga ia diberi nama Tuman yang dalam bahasa jawa berarti ketagihan. Kedua, Eman atau yang lebih dikenal dengan Si Eman memperoleh julukannya setelah dia berhasil menghemat air susu ibunya selama tujuh hari tujuh malam penuh. Karena saking hematnya dia menghemat air susu ibunya, maka dia diberi julukan Si Eman, yang dalam bahasa jawa berarti Menghemat atau Pelit.

Suatu hari, Si Tuman dan Si Eman pergi mencari angin sepoi-sepoi di sekitar alun-alun kota. Mereka pergi setelah Si Tuman mengajak Si Eman karena ketagihan dengan tempe mendoan buatan Kang Bisman. Tapi, sebelumnya mereka menghirup udara segar dengan jogging santai dulu.

"Em, tuku tempe disit yuh!" kata Si Tuman mengajak Eman yang keliatan ngos-ngosan.
"Oke lah kalau begitu Tum, tapi koe sing mbayar ya Tum?!" tukas Si Eman.
"Oh, selow wae Em, mau wengi aku bar tembus rong angka pasang sepuluh ewu. Hahaha" kelakar Si Tuman dengan bangganya.
"Oke, yuh siki mangkat meng warunge kang Bisman" ajak Si Eman.

Si Tuman dan Si Eman pun melesat dengan cepatnya menuju ke warung kang Bisman. Mereka memesan masing-masing satu tempe mendo plus es teh.
"Kang, pesen tempe mendone loro karo es teh loro!!!" teriak Si Tuman yang berlagak seperti bos.
"Okeh mas,,,!" sahut Kang Bisman.

Si Tuman dan Si Eman pun menunggu gorengan tempe mendo dan es teh. Si Tuman dan Si Eman pun berbincang ngalor ngidul ngetan ngulon tidak karuan.
"Em, koe siki nyambut gawene apa?" tanya Si Tuman.
"Aku ya,, Apa wae tak garap yang penting menghasilkan" jawab Si Eman.
"Lah emang gaweyanmu siki ngapa Tum?" Si Eman balik tanya.
"Aku siki kerja nang dinas perhubungan" kata Si Tuman datar.
"Wow... kerja nang Dishub koe Tum?" tanya Si Eman tidak percaya.
"Iya nang Dinas Perhubungan antar desa, dadi supir angkot.. Hahaha" kata Si Tuman tertawa puas.


KOMPOR DIBESARIN

Masih lokasi dan waktu sama, Si Tuman dan Si Eman lagi asik marung di warung Kang Bisman. Si Tuman dan Si Eman masih asyik ngobrol ngalor ngidul ngetan ngulon menunggu sajian tempe mendo dan es teh. Sepuluh menit berlalu, sajian tak kunjung datang. Akhirnya, Si Tuman mendatangi Kang Bisman.

"Kang, suwe temen kie tempe mendone" kata Si Tuman.
"Iya kie mas, lagi digoreng. Kie ya lagi setengah mateng" jawab Kang Bisman.
"Lah, kepriye sih mas? Denek suwe temen?" ucap Si Tuman dengan nada mulai kesal.
"Lah anane kaya kie mas... Nek ra mateng nanti dikomplen toh karo sampeyan" kata Kang Bisman datar.
"Lah wong jenenge bakul, ya nek ra enak mestine dikomplen nang sing tuku" tukas Si Tuman.
"Nah, Oleh karena itu, tempene harus dimasak dengan sepenuh jiwa" kata Kang Bisman merendah.

Si Eman yang sedari tadi memperhatikan obrolan panas diantara Si Tuman dan Kang Bisman, menghampiri Si Tuman.

"Ana apa kiye Tum?" tanya Si Eman.
"Lah kiye, masa ket mau tempe mendone durung mateng" jawab Si Tuman.
"Keprie sih Kang deneng suwe temen tempene?" tanya Si Eman kepada Kang Bisman
"Lah, kiye mas delok dewek kompore! Genine cilik mas" kata Kang Bisman.
"Ya ws digeneni kompore lah Kang Bismannn!!!" kata Si Tuman dengan nada kesal.
"Wis, wis, kie kompore tak ganteni nggo dandang ben gedhe ben cepet mateng" kata Si Eman dengan polosnya.


0 Response to "Si Tuman dan Si Eman : Dinas Perhubungan"

Post a Comment

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Atas Artikel

Iklan Bawah Artikel

loading...

Iklan Tengah Artikel 2